Logo
Other Information Banner Header
Tiket Online

Kewirausahaan

Tips MendapatkanPendanaan dari Bank

Tips MendapatkanPendanaan dari Bank

by Afandy Totong
Afandy Totong

Ketika sebuah perusahaan mulai berkembang,
Perusahaan tersebut akan membutuhkan
lebih
banyak modal untuk menyewa/membeli
tempat yang lebih besar, bahan baku,
karyawan, promosi, dan lain sebagainya. Kabar
gembiranya adalah perusahaan tersebut tidak harus
memiliki uang banyak terlebih dahulu sebelum
membesarkan bisnisnya, karena mereka dapat menggunakan
uang orang lain (other people’s money), contohnya
meminjam uang dari teman, keluarga, Bank,
dan perusahaan finansial lainnya.
Meminjam uang selalu membutuhkan kepercayaan
dari orang yang meminjamkan, kepercayaan adalah
hal nomor satu didunia ini. Walaupun pengusaha tersebut
meminjam uang dari keluarga sendiri dia harus
menjadi orang yang mereka percaya, kalau ‘tidak’,
sudah pasti akan sangat sulit meminjam uang dari
siapapun. Mendapatkan uang dari orang lain juga
dapat ditempuh dengan cara menjual sebagian saham
dari perusahaan. Namun di artikel saya kali ini saya
tidak akan membahas bagaimana caranya menjual
sebagian
saham perusahaan, namun saya akan membahas
tentang bagaimana meminjam uang dari Bank.
Problema utama untuk mendapatkan pinjaman dari Bank, dirasakan cukup sulit dan berbelit-belit, sehingga
banyak
pengusaha mencari pinjaman diluar dari Bank
atau menjual sebagian saham perusahaannya. Sebenarnya
meminjam dari Bank tidaklah sulit asalkan
kita sabar memenuhi semua persyaratan dari Bank
tersebut.
Ada beberapa hal yang perlu dilakukan sebelum
Anda meminjam uang dari Bank, bila hal-hal tersebut
Anda jalankan, Bank akan dengan senang hati meminjamkan
dan meminjamkan lagi uang mereka kepada
Anda, karena hal itu akan sangat menguntungkan bagi
kedua belah pihak.
Ada beberapa hal yang diperhatikan oleh Bank
sebelum mereka meminjamkan uang mereka kepada
Anda,
intinya Bank hanya ingin meminjamkan uang
mereka
kepada orang yang mampu memberikan keuntungan
kepada mereka. Ada enam hal yang perlu
Anda
perhatikan, yang saya sebut dengan 6C.
Character (karakter).
Bank akan mencari tahu karakter Anda, mereka
perlu tahu siapa diri Anda, latar belakang, keluarga,
komunitas yang Anda ikuti. Dan hal-hal lain yang
berhubungan
dengan masa lalu Anda dan masa sekarang. Bila Anda seorang public figure, Anda akan mendapatka nilai lebih dari hal tersebut. Tempat di mana Anda tinggal juga penting, daerah mana, dan juga apakah Anda tinggal di rumah sendiri, sewa, rumah keluarga, karena Bank ingin memastikan ketika mereka ingin bertemu dengan Anda mereka dapat menemui Anda dengan mudah. Bank akan lebih suka bila nasabah yang meminjam uang kepada mereka memiliki rumah sendiri dan menempatinya.
Capacity (Kemampuan).
Tujuan Bank meminjamkan uang sudah tentu untuk mendapat keuntungan dari uang yang dipinjamkan kepada nasabahnya. Oleh sebab itu Bank pasti akan menilai kemampuan Anda untuk mengembalikan pinjaman Anda. kemampuan ini akan dilihat dari keuntungan perusahaan, besar perusahaan, tingkat penjualan, masa depan perusahaan. Bila perusahaan Anda memiliki catatan keuntungan yang stabil cenderung meningkat, memiliki arus kas yang baik, sudah tentu perusahaan Anda mampu mengembalikan pinjaman-pinjaman yang dimiliki, asalkan uang dari hasil pinjaman tersebut digunakan untuk hal-hal yang bertujuan meningkatkan keuntungan perusahaan. Banyak perusahaan yang meminjam uang dari Bank, namun uang tersebut digunakan untuk membeli barang yang tidak memberikan keuntungan pada perusahaan, barang-barang tersebut lebih cenderung turun nilainya dan menggerus keuntungan perusahaan. Sudah tentu bila hal ini terjadi, penurunan keuntungan perusahaan akan terjadi, karena perusahaan tersebut harus menanggung biaya bunga Bank, dan membayar cicilan yang nota bene hanya membuat perusahaan merugi.
Cash flow (arus kas).
Biasakan menggunakan jasa Bank untuk setiap transaksi di perusahaan Anda, baik pengeluaran dan pemasukan, agar pihak Bank dapat menganalisa arus uang yang masuk dan keluar dari rekening Bank Anda. Walaupun sebuah perusahaan memiliki omzet yang sangat besar, namun di buku Bank hanya tampil sebagian kecil dari transaksi tersebut, sangat sulit bagi Bank untuk menganalisa kebenaran dari arus keuangan perusahaan tersebut.
Contoh; Perputaran uang diperusahaan Anda 50 juta rupiah perhari yang artinya omzet Anda kira-kira 1 milyar perbulan, namun karena uang tersebut harus digunakan setiap hari dan di putar untuk membayar supplier, karyawan, biaya operasional, membeli bahan baku dll dalam bentuk cash (tidak melalui Bank), sehingga Anda memutuskan untuk tidak memasukan uang Anda ke Bank, dengan alasan repot bila harus keluar masuk Bank. Sehingga total perputaran uang Anda yang tertera di rekening Bank Anda hanya 70 juta rupiah perbulan. Kenyataan ini sangat sulit dibuktikan oleh pihak Bank tentang kebenaran dari omzet perusahaan yang Anda laporkan kepada pihak Bank, walau kenyataannya benar omzet harian Anda adalah 50 juta rupiah/hari, tetapi kenyataanya uang yang timbul di rekening Bank hanya 70 juta/bulan, kesan yang didapat adalah omzet Anda hanya 70 juta/bulan.
Capital (Modal yang ditanamkan)
Bank juga akan menilai berapa investasi yang telah Anda tuangkan kedalam perusahaan Anda, sebelum mereka meminjamkan uang mereka. Artinya mereka akan menilai investasi Anda sebelum mereka menginvestasikan uang mereka kedalam perusahaan Anda. Bank tidak akan meminjamkan uang kepada bisnis yang tidak memiliki capital, banyak orang berfikir bila mereka memiliki kontrak sebuah proyek dari sebuah perusahaan, sudah tentu akan ada Bank yang ingin meminjamkan uang mereka dengan hanya menunjukan jaminan dari kontrak tersebut, pemikiran ini memang terlihat masuk akal dan sangat menguntungkan bagi orang yang ingin meninvestasikan uang mereka kedalam perusahaan tersebut.
Namun perlu diingat kontrak adalah sebuah kontrak, banyak kontrak yang telah dibuat namun tidak pernah terlaksana, karena berbagai macam alasan yang terlihat masuk akal. Oleh karena banyaknya kontrak yang gagal sehingga sekarang ini cukup sulit untuk mendapatkan pinjaman dari Bank bila hanya bermodalkan kontrak. Kalaupun ada yang berani memberikan pinjaman, biasanya perusahaan yang memenangkan kontrak harus memiliki setidaknya tiga puluh persen modal (uang) yang diperlukan dari keseluruhan biaya yang diperlukan untuk menjalankan proyek tersebut. Lebih baik lagi bila proyek tersebut sudah mulai dikerjakan.
Collateral (Kolateral/jaminan).
Bank Anda mambutuhkan jaminan yang Anda miliki untuk diberikan kepada Bank saat Anda meminjam uang mereka. Biasanya nilai jaminan harus lebih besar dari uang yang Anda pinjam, Bank akan melakukan penilaian dari kolateral tersebut sesuai dengan harga yang bisa diterima oleh pasar. Nilai pasar bisa saja sama, atau lebih kecil dari semua uang yang Anda telah keluarkan, mungkin juga jauh lebih besar dari uang yang telah Anda keluarkan, mengingat harga pasar yang telah meningkat drastis saat ini.
Kolateral ini akan di uangkan oleh Bank untuk menggantikan hutang yang dipinjam, bila pihak peminjam tidak dapat memenuhi kewajibannya dalam membayar hutang dari waktu yang telah ditentukan dari hasil negosiasi akhir.
Credit (kredit).
Sejarah Anda dalam meminjam uang juga penting, baik pinjaman dari cicilan rumah, kendaraan, kartu kredit, dll. Bank memiliki akses untuk memeriksa sejarah kredit Anda, bila Anda lancar dalam pengembalian pinjaman, berarti Anda di anggap mampu dan dapat dipercaya. Segala catatan hitam dari kredit yang tidak lancar dicatat di BI(Bank Indonesia), mereka memiliki catatan tersebut yang disebut dengan BI Checking. Anda dapat meminta catatan tersebut di BI, agar Anda juga mengetahui apakah ada kejanggalan dari pembayaran kredit Anda. Terkadang terdapat kesalahan pelaporan yang diberikan oleh perusahaan pemberi kredit yang Anda gunakan, sehingga membuat nama Anda cacat didalam catatan BI. Bila hal ini terjadi Anda harus segera dapat membuktikan bahwa Anda tidak memiliki cacat tersebut dan segera membersihkan nama Anda.
Simpanlah semua pembayaran kredit Anda dengan rapi, sehingga bila diperlukan untuk pembuktian, Anda memiliki bukti yang lengkap. Sebab bila Anda dianggap cacat kredit, Anda akan sulit dan sudah pasti pengajuan kredit Anda akan ditolak. Namun bila memang Anda benar telah memiliki cacat kredit karena disengaja maupun tidak, Anda dapat mulai memperbaiki catatan kredit Anda dengan melakukan pembayaran dengan tepat waktu. Dengan demikian nama Anda akan pulih kembali setelah beberapa saat.
Didalam penilaian mendapatkan pinjaman Bank baik pinjaman untuk usaha maupun kredit pinjaman lain seperti KPR, KPA, KKB dan sebagainya, biasa disebut dengan “Scoring”. Scoring adalah nilai/angka yang di set untuk menjunjukan apakah seseorang layak atau tidak mendapatkan pinjaman. Bila Anda telah memenuhi syarat-syarar yang saya sebutkan diatas, sudah tentu Anda akan lolos dari scoring, yang artinya Anda layak mendapat pinjaman dari Bank. Bila scoring Anda tidak mencukupi sudah tentu pihak Bank tidak akan meminjamkan uang kepada Anda.