Logo
Other Information Banner Header
Tiket Online

Kewirausahaan

Buat Customer Senyum dan Kembali

Buat Customer Senyum dan Kembali

by Inul Daratista, Pemilik Karaoke Keluarga Inul Vizta
Inul Daratista Penyanyi Dangdut asal Pasuruan, Jawa Timur sekarang telah dikenal dngan bisnis karaokenya yang menggurita di pelosok Tanah Air. Bisnis karaokenya itu memposisikan sebagai karaoke keluarga yang trendi yang diharapkan bisa memenuhi selera masyarakat kelas menengah metropolis yang menginginkan bernyanyi, hang out, maupun berpesta pada tempat dan suasana yang colourful, cozy, fun, nyaman, sopan namun dengan biaya yang terjangkau.

Kepada EXCELLENT BUSINESS MAGZ Inul, Pemilik Karaoke Keluarga Inul Vizta, berbagi kisah perjalanannya dalam membangun bisnis sampai bisa tersebar di seluruh Indonesia.

Bisa Mbak Inul ceritakan awal berdirinya Inul Vizta ?
Awalnya aku mendirikan Inul vizta itu tahun 2005, di daerah Kelapa Gading. Mulai dengan hanya satu karaoke dan itu asli punya saya sendiri. Dalam pengelolaan Karaoke ini, saya tidak hanya berperan sebagai pemain di depan layar dalam artian brand nya saja, tetapi saya melakukan operasionalnya juga. Benar-benar saya terjun mengurusi bisnis ini dan Saya belajar banyak bagaimana membangun bisnis. Jadi mau tidak mau saya dan suami sepakat bahwa “ini adalah pekerjaan kita saat ini”. Mau tidak mau juga kita harus pintar. Totalitas kita di butuhkan untuk mengembangkan bisnis ini. Awalnya saya beli bisnis ini sekitar Rp. 3,5 Milyar, baik gedungnya, mengganti nama brand nya yang dikenal sekarang dengan Karaoke Keluarga Inul Vista. Melalui bisnis inipun saya berupaya membawa diri saya dengan baik supaya di mata masyarakat bisnis ini bersih dan bagus, mengingat perjalanan saya sebelumnya tidak semanis yang di lihat orang. Saya terjun langsung sendiri, membangun brand sendiri termasuk mengurus ijin usaha ke Dinas Pariwisata. Disamping proses itu, saya juga mempelajari siapa dan apa saja yang ada di sekitar bisnis ini sampai juga kepada detail management operasionalnya. “Kalau bisnis orang entertain itu beda. Ada Karaoke Keluarga, Karaoke Exclusive dan Karaoke plus-plus. Itu sangat beda sekali. Contoh kalau Karaoke Keluarga itu biasanya security-nya ada dua sampai empat security, dan tidak membutuhkan semacam backing format.” Kemudian saya juga terjun bagaimana mengurusi perijinannya, karena untuk Karaoke Keluarga secara proporsional, kami memikirkan kenyamanan dan safety bagi pengunjungnya. Termasuk bagaimana bernegosiasi untuk masalah yang muncul, sampai juga mengenai lagu-lagu yang disediakan. Pengalaman itu membuat saya mengerti bagaimana mengelolah bisnis ini.
Dalam mengelolah operasional Inul Vizta sendiri kami ingin membuat ruangannya menjadi cantik, sehingga perlu seorang kontraktor dan design interior. Model interior yang kami gunakan kiblatnya ke Korea, bukan karena partner saya orang Korea, tetapi karena memang dalam beberapa tahun semenjak saya jadi salah satu pencinta elektronik merk Korea, saya benar-benar merasakan manfaatnya. Bagus kualitasnya. Dan memang benar, ketika saya mengunjungi Korea, hampir seluruh negeri itu banyak sekali Karaoke dengan berbagai merk. Sehingga kami putuskan untuk kiblatnya ke Korea.

Kemudian kami juga memikirkan bagaimana sistem yang dibangun akan seperti apa. Kalau dari sudut audio sistemnya harus bagus, karena saya penyanyi. Kalau melihat suara tidak bagus itu saya tidak nyaman. Lalu harus ada orang IT yang mengatur bagaimana kemasan audio system menjadi bagus. Sekalian jadinya saya belajar juga ruang lingkup IT untuk bisnis ini. Selain itu saya juga memikirkan bagaimana supaya operasional dapat berjalan baik, berarti harus ada Manager Operasional yang mengerti bagaimana menjalankan operasional bisnis ini setiap hari, tentunya dengan petunjuk yang telah kami diskuiskan bersama. Sebagai CEO, saya juga ingin dekat dengan tim. Dalam hubungan kerja saya ingin professional, sedangkan saat saya sebagai penyanyi saya ingin juga bisa memiliki kedekatan dengan mereka. Dalam mengelolah bisnis saya ingin ada tim yang membantu saya. Baik yang mengurus Operasional usaha, tim IT, Accounting, audit, semuanya harus bagus. Jadi kurang lebih sudah sekitar lebih dari 100 orang karyawan saya. Dan selama 6 tahun perjalanan bisnis ini sudah ada 80 outlet (2012) yang tersebar di seluruh Indonesia.

Apakah bisnis ini menggunakan system Franchise?
Kami tidak hanya Franchise tetapi banyak macam kerjasama. Di sini saya lebih menggunakan sistem sharing dengan local partner. Jadi kalau memang ada yang mau Franchise full silahkan. Tapi biasanya sih sharing partner, seperti yang selama ini kami lakukan baik untuk area dalam kota Jakarta maupun di luar kota. Tujuan sharing partner ini lebih karena saya bisa saling merangkul partner saya untuk bisa saling berbagi dan saling percaya. Kalau saya sendiri sebagai pemilik brand ikut andil di situ otomatis bisa saling memiliki. Bisa saling menjaga. Karena sudah ada beberapa contoh kasus yang kurang baik, jadi kita belajar juga supaya semuanya dapat berjalan dengan baik dan saling bermanfaat. Saling menjaga, saling merasa memiliki dan mengayomi. Jadi enak kerjanya. Seperti itulah bisnis yang saya jalankan, dan itulah manfaat sharing partner.


Apa yang membuat Mba Inul terjun ke dunia bisnis?
Berangkat dari pemikiran bahwa orang di dunia nyanyi itu tidak tentu periodenya. Saya merasakan Tuhan sudah memberikan kesempatan baik dalam perjalanan hidup saya. Saya ramai dibicarakan di mana-mana, dan merasa berada di atas tiba-tiba dikatakan “Inul sudah tidak laku, pamornya turun, ditolak dimana-mana, dijelek-jelekin”, saat itu saya menangis. Dari situ saya introspeksi dan belajar ternyata dengan situasi itu, orang yang menjelekkan saya tidak perlu saya benci, justru harus saya sayangi. Karena mereka mengingatkan saya. Kondisi saya saat ini mulai dari ‘wong ndeso’, akhirnya bisa punya rumah megah di pinggir jalan, dan mobil mewah, tiba-tiba di ‘bom’ bisa dibayangkan bagaimana jika benar-benar kondisi itu terjadi sedang pekerjaan saya hanya menyanyi saja, dan penghasilan suami dari bisnis Toserba di rumahnya. Bagaimana bayar pajak mobil, pajak rumah sementara saya tidak hanya memikirkan diri sendiri tapi ada keluarga, dan orang yang membantu saya juga harus saya pikirkan serta hari-hari kita juga sudah pasti berubah. Mas Adam mengingatkan saya untuk lebih bersyukur dan mawas diri serta melakukan sesuatu untuk masa depan. Dan saya merasakan jalannya Tuhan ketika ada yang datang dan menjual usahanya, akhirnya saya terima dan mengelolah usaha itu dan ternyata berhasil. Inilah jalan terbaik yang diberikan Tuhan kepada saya. Dengan ekspansi Inul Vizta yang besar, sekalipun saya tidak menyanyi paling tidak saya masih bisa jalani hidup dengan baik. Jadi di situlah saya menyadari Tuhan masih sayang sama saya. Awalnya tidak mudah untuk melakukan pekerjaan ini. Karena brand menggunakan nama saya sendiri, bisnis punya saya sendiri, jadi pasti saya lebih tanggung jawab dalam mengelolahnya. Tidak saja mengandalkan nama Inul Daratista seperti saat awal Karaoke ini dibuka tetapi saya ingin Karaoke Keluarga Inul Vizta ini juga bisa berdiri sendiri dan mandiri tanpa terus mengandalkan nama Inul Daratista.
6 bulan setelah usaha berjalan ternyata animo masyarakat di dunia karaoke cukup besar. Jadinya saya bisa expand. Ya Alhamdulillah perputaran bisnisnya bagus. Walaupun sekarang sudah banyak kompetitornya tapi bagi saya semakin banyak semakin bagus. Semakin banyak yang masuk di industri ini semakin banyak pula pilihan masyarakat. Saya rasa masyarakat sudah bisa melihat mana yang bagus, mana yang berkualitas. Dan kalau bisa kita jadi yang terdepan.

Apa Mottonya Inul Vizta?
Sederhana saja yaitu “Buat Customer Senyum dan Kembali”

Bagaimana untuk pemilihan Cabang Karaoke keluarga Inul Vizta?
Ada tim lapangan kami yang survey. Kami punya kriteria dan standarisasi untuk membuka suatu outlet. Contoh, lokasinya di ruko atau mall, luas lahan, punya pribadi atau bukan semuanya harus di cek secara detail. Termasuk survey pada malam hari, jumlah penduduk ada berapa, masyarakat konsumtif apa tidak terhadap dunia hiburan, masyarakatnya sensitive atau tidak, lingkungan ormasnya bagaimana, semua itu harus dilihat dan dideteksi. Kami juga mempelajari PERDA di daerah tersebut karena ada hal-hal yang berbeda antara satu daerah dengan daerah lainnya. Contoh ada yang hari kamis harus tutup, ada yang saat puasa harus tutup full jadi semua harus di cek dan dipelajari secara detail. Supaya tidak menjadi masalah di kemudian hari.



Apa tantangan yang Mba Inul rasakan dalam menjalankan bisnis ini?
Banyak yang tidak percaya Karaoke ini Inul yang punya. Banyak juga yang meremehkan. “Penyanyi Dangdut emang bisa”, kata Inul berkelakar. Waktu itu memang tantangannya di situ bagaimana meyakinkan publik terhadap apa yang saya lakukan. Buat suatu icon image yang baik itu tidak mudah, karena bisnisnya sudah ada dan berjalan, tidak mungkin mundur. Jadi mau tidak mau harus selalu berupaya mengatasi setiap persoalan. Untuk mengatasi tantangan adalah bagaimana harus pintar menguasai akar yang ada di internal dan mengatur management Inul Vizta itu menjadi bagus. Jadi lebih kepada memperkuat dan selalu memperbaiki pengelolaan secara internal sehingga bisa berdampak baik di publik. Dan yang lebih lagi adalah bagaimana kita bisa menjadi yang terdepan dalam era kompetisi saat ini. Sehingga kami terus berupaya memperbaiki dan terus meningkatkan pelayanan kepada pelanggan.


Apa harapan Mba Inul ke depan untuk pengembangan bisnis ini?
Harapan saya adalah Inul Vizta bisa menjadi Karaoke Keluarga yang sangat di minati dan bisa diterima masyarakat. dInulengan berbagai karakteristik yang kita miliki.