Gadis itu bertubuh mungil, kostumnya berwarna biru langit dengan model yang simple, tapi dipenuhi dengan payet dan butiran berlian yang berkilau, rambutnya diikat dengan ikat rambut senada dengan kostumnya. Dia meluncur di lapangan es dengan kecepatan cukup tinngi. Kedua tangannya terentang dan anak-anak rambutnya berterbangan tertiup angin dingin, wajahnya yang cantik terlihat sangat serius.



Kemudian dengan gerakan yang anggun, dia melakukan lompatan di udara, kedua kakinya direkatkan satu sama lain dan di saat yang bersamaan kedua tangannya dikatupkan di depan dada, dia melakukan 2 putaran dengan sangat cepat di udara dan secepat itu juga kedua tangannya direntangkan dan kaki kanannya menginjak lapangan es dan kaki kirinya direntangkan. Sebuah landing yang sempurna!

Tepuk tangan riuh bergemuruh di sekeliling lapangan seluncur es (ice skating) di sebuah mal mewah di Jakarta tersebut.



Setelah melakukan gerakan indah tersebut, wajah mungilnya terlihat lega, kilatan matanya memancarkan kebahagiaan dan kepuasan. Dia tersenyum kepada saya yang sedang berdiri di samping lapangan es. Saya menganggukkan kepala dan memberikan senyuman penuh kasih.

Kemudian dia meluncur cepat untuk melakukan gerakan-gerakan indah lainnya dalam rangkaian sebuah koreografi cantik dalam kompetisi ice skating tersebut.



Ibu yang berdiri di sebelah saya menengok dan bertanya , "Itu anaknya, bu?"

Saya menoleh kepadanya, sambil tersenyum bangga saya menjawab, “Iya."

Dia berkata lagi, "Pinter yah mainnya."

Sambil tetap terseyum saya menjawab, "Terima kasih, dia sudah latihan sejak usia 7 tahun."

Kemudian, ibu itu bertanya lagi, "Apa anaknya pernah jatuh?"

“Selama latihan, tentu saja dia sering sekali jatuh bu, karena setiap kali mempelajari suatu gerakan baru untuk tes kenaikan level, maka tingkat kesulitan gerakan-gerakannya makin tinggi, tapi karena kecintaannya kepada dunia ice skating, maka jatuh adalah hal yang harus dijalaninya. Memang pada saat pertandingan seperti ini, penonton hanya akan melihat keberhasilan dan kesuksesannya saja”, jawab saya.