Logo
Other Information Banner Header
Tiket Online

Berita

PAKAI BUMBU CINTA

PAKAI BUMBU CINTA

By :
Anda mungkin sudah mengenal nama Sung Bong Choi. Atau setidaknya pernah mendengarkan nama itu. Ya betul, Sung Bong Choi adalah pemuda Korea yang menggegerkan dunia dengan penampilannya yang dahsyat dan memukau saat tampil di ajang Korea’s Got Talent di negeri ginseng itu pada tahun 2011 lalu. Sung adalah seorang pemuda tunawisma yang sejak kecil tinggal di panti asuhan. Ketika umur 5 tahun ia melarikan diri dari panti asuhan dan bertahan hidup dengan tinggal di toilet umum sambil berjualan minuman energi serta permen karet. Penampilannya dalam acara Korea’s Got Talent membuat semua yang hadir termasuk juri menitikkan air mata karena kagum dengan keindahan suaranya. Sung Bong Choi berkata bahwa ia mungkin tidak memiliki suara yang indah, namun ketika ia bernyanyi dirinya merasakan seakan menjadi orang yang berbeda. Ketika ditanya juri apakah ia seorang penyanyi, ia menjawab bahwa dirinya bukanlah seorang penyanyi tetapi ia suka bernyanyi. Itulah rahasia dari dahsyatnya penampilan Sung Bong Choi saat itu. Karena ia suka bernyanyi.

Lain lagi cerita Janey Cutler yang seorang nenek berusia 80 tahun dari Inggris. Nenek yang masih enerjik ini ikut ajang Britain’s Got Talent dengan suaranya yang menggelegar diseluruh hall. Alhasil ribuan penonton yang menyaksikan penampilan Janey spontan berdiri dan tenggelam dalam gemuruh tepuk tangan. Janey adalah seorang pensiunan cleaning service yang menikmati hidupnya dengan bersyukur dan berbahagia. Video penampilan Janey Cutler dan Sung Bong Choi di Youtube hingga saat ini telah dilihat oleh jutaan orang diseluruh dunia.

Mari kita belajar dari Sung Bong Choi dan Janey Cutler. Keduanya adalah orang biasa yang tidak pernah menjalani pendidikan formal di perguruan tinggi. Mereka hidup dalam kesederhanaan namun tetap bersyukur dan menikmati kehidupan. Keduanya tidak pernah belajar teknik presentasi dan public speaking di lembaga kursus manapun. Namun ketika mereka tampil dihadapan penonton, kita mampu dibuat kagum atas “presentasi” luar biasa yang mereka hadirkan didepan penonton. Kesederhanaan, ketulusan bahkan kepolosan keduanya mampu membangkitkan rasa kagum audiens saat itu. Rahasianya adalah : “Cinta” . Ya, mereka tampil dengan rasa cinta pada apa yang dibawakannya.

Sung Bong Choi mengaku senang bernyanyi. Ia sangat menikmati lagu dan merasakan dirinya menjadi orang yang berbeda saat membawakan lagu. Padahal ia menghabiskan waktunya di toilet umum dan di jalanan.
Begitu pula Janey Cutler yang punya suara dengan karakter kuat. Tidak ada beban yang membuatnya harus menang dalam ajang pencarian bakat terkenal itu. Ia juga tidak memiliki target untuk menjadi artis terkenal. Ia bernyanyi dengan suka hati dan rasa cinta.

Dalam dunia public speaking kita semua sadar bahwa kunci sukses dari setiap penampilan atau presentasi adalah persiapan, persiapan dan persiapan. Begitu pentingnya persiapan sehingga harus diulang sampai 3 kali. Jangan pernah tampil tanpa persiapan. Walaupun waktu yang anda miliki sangat singkat, tetap lakukan persiapan. Ibarat anda ingin berperang, jangan pernah berperang tanpa mempersiapkan senjata, peluru dan segala perlengkapan perang anda. Termasuk anda juga harus tahu siapa lawan yang akan dihadapi dalam”perang” itu. Beda lawan, beda peluru. Tidak semua lawan bisa ditundukkan dengan peluru yang sama. Sehingga anda tidak perlu repot- repot membawa semua perlengkapan perang anda mulai dari tank, senjata mesin bahkan senjata nuklir hanya untuk menghadapi seekor tikus perusak tanaman.
Begitupun saat tengah mempersiapkan presentasi, perhatikan baik- baik siapa yang menjadi audiens dalam presentasi tersebut. Persiapan adalah kunci sukses presentasi. Namun presentasi yang dilakukan tanpa bumbu “cinta” akan menjadi presentasi yang hambar dan tidak punya ruh. Apa yang dilakukan oleh Sung Bong Choi dan Janey Cutler adalah memberikan rasa cinta dalam setiap penampilan mereka. Sehingga walaupun mereka berdua tidak pernah kursus public speaking di lembaga formal manapun sebelumnya, namun penampilan keduanya bisa memukau hadirin karena diberi penjiwaan dengan "bumbu" cinta.

Apapun yang anda lakukan, lakukanlah dengan penuh cinta dan suka hati. Dengan demikian penampilan anda akan berbeda,tanpa beban dan raut wajahpun akan semakin bersinar. Beda halnya bila anda merasa terpaksa untuk tampil didepan publik . Audiens yang melihatnya akan merasakan betapa berat beban anda . Wajah anda tidak menampakkan keceriaan dan presentasipun akan berakhir dengan biasa- biasa saja.
Memang tidak ada yang salah dalam presentasi tersebut, namun hasil akhirnya tidak mampu memukau hadirin, sehingga apa yang anda sampaikan menjadi hal yang biasa. Bukankah salah satu tujuan presentasi adalah membangkitkan impresi audiens sehingga dapat tergerak mengikuti keinginan anda?

Apabila dari 10 orang yang ada ,saya berikan kesempatan untuk membuat mie instan dengan bahan baku dan alat memasak yang sama, ke sepuluh orang itupun diberikan durasi waktu memasak yang sama. Apakah hasil akhirnya akan memiliki rasa yang sama? Tentu tidak. Walaupun dari bahan baku dan alat memasak yang sama, namun hasil akhir masakan itu sangat beragam. Ada yang rasanya standar, ada yang rasanya agak asin dan ada juga yang mungkin memiliki rasa hambar. Tergantung suasana hati ketika memasaknya, dan sangat dipengaruhi oleh cara dan “rasa” yang dipakai ketika memasak. Mie Instan dengan merek yang sama dapat terasa lebih nikmat bila dimasak dengan "bumbu" cinta. Ketika anda memasaknya dengan suka hati maka hasil jadi masakan akan lebih nikmat.
Presentasi dihadapan publik hampir sama dengan memasak . Anda tidak cukup untuk melakukan persiapan dan membawakan presentasi hanya dengan cara-cara yang normatif. Berikanlah suatu hal yang berbeda dalam setiap presentasi anda. Setiap presentasi yang dibawakan dengan penjiwaan akan melahirkan penampilan yang lebih hidup sehingga membuat audiens merasa dihargai. Peluang anda untuk menanamkan ide dan buah pikir pada audiens akan lebih terbuka luas. Ingatlah bahwa sebelum orang lain membeli produk anda, mereka harus terlebih dahulu membeli anda. Artinya anda harus diterima dan dipercaya dulu oleh audiens sebelum anda mulai menawarkan barang atau ide anda. Sekali orang percaya pada anda, mereka akan mencari sejuta alasan untuk menjawab YA. Sebaliknya ketika mereka tidak percaya kepada anda, mereka juga akan mencari cari alasan untuk berkata TIDAK. Sehingga apapun yang anda sampaikan mereka tidak akan terlalu perduli.

Percayakah anda kalau saya katakan bila "bumbu" cinta dalam sebuah presentasi ternyata dapat meningkatkan “penghasilan” anda? Ya, itu bisa terjadi. Saya sering melalui sebuah jalur padat di Tanjung Duren Jakarta Barat. Didepan rumah makan Bakmi Lily ada seorang tukang parkir yang setiap hari bertugas membantu kendaraan mendapatkan parkir disana. Tukang parkir ini seorang pemuda berusia sekitar 25 tahunan dengan rambut berwarna merah menyala (mungkin karena jadi bahan uji coba warna rambut terbaru dari salon), dan selalu menggunakan walkman. Terlihat dari gayanya yang mengangguk-anggukkan kepala menikmati irama musik yang terdengar dari earpiece ditelinganya.
Ketika sebuah kendaraan ingin keluar dari areal parkir , ia dengan sigap berdiri dan memberikan aba- aba kepada pengemudi untuk mundur dan mengikuti arahannya. Sambil tersenyum dan sedikit berjoget karena menikmati lagu dari walkman, si tukang parkir dengan sigap pasang badan untuk menghalangi kendaraan lain yang lewat dibelakang mobil custumernya itu. Saat melihat tukang parkir dengan gaya nyentrik dan menyenangkan itu, pengemudi tidak akan tega memberikan uang parkir ala kadarnya. Pengemudi akan memberikan uang parkir dan tip yang lebih dibanding biasanya. Hal itu karena pengemudi merasa mendapatkan pelayanan yang prima dari si tukang parkir sehingga ia rela mengeluarkan uang "sedikit" lebih untuk diberikan kepada si tukang parkir itu.
Bayangkan bila anda bertemu dengan tukang parkir yang sejak awal tidak sigap mencarikan parkir, wajah cemberut, cuek dan tak sepatah katapun yang terucap ketika ia menerima uang parkir, pasti banyak diantara kita yang tidak rela memberikan tip lebih kepada si tukang parkir. Sampai sekarang saya belum tahu siapa nama si tukang parkir yang bertugas di depan warung Bakmi Lily tanjung duren itu, namun setiap saya melalui jalan itu, terlihat benar bahwa ia sangat menikmati pekerjaannya. Penampilannya pun dari waktu ke waktu mulai berbeda. Terakhir saya lihat ia memakai sepatu model terbaru yang setahu saya harganya cukup mahal. Mungkin karena tip yang diterimanya mengalami peningkatan. Sementara rekan seprofesinya yang bertugas tidak jauh dari tempatnya bekerja masih dengan gaya dan penampilan yang sama tetap saja cemberut dan terlihat kusam.
So, apapun profesi anda, dimanapun anda tampil untuk presentasi, jangan lupa untuk memberikan bumbu yang luar biasa yaitu CINTA.


• Donny de Keizer , adalah Ketua Umum AMCINDO (Asosiasi Master of Ceremony Indonesia) yang juga seorang TV Broadcaster. Mengawali karir di TVRI sebagai Jurnalis dan Producer . Saat ini aktif sebagai Newscaster di Beritasatu TV – Firstmedia Channel dan menjadi Dosen komunikasi di UNTAR, Binus dan Talk Inc. Selain itu Donny juga menjadi CEO Virtual Komunika sebuah usaha yang bergerak dibidang konsultan komunikasi dan training di Jakarta. Saat ini Donny dipercaya sebagai Master Penguji MC tingkat Nasional oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI dan dikenal juga sebagai bintang iklan televisi dan Public Speaker. Sejak tahun 2012 Donny menjadi Pemimpin Redaksi Excellent TV – Vivasky Channel, sebuah televisi berbayar baru di Indonesia.

Latest Berita

ASPIKINDO FAIRASPIKINDO FAIR
Berita Kelas Excellent Mentoring  Incubation  whatsapp image 2017 09 09 at 17 28 15
Kelas Excellent Mentoring & Incubation
Berita Excellent Mentoring  Incubation pertemuan ke 3 whatsapp image 2017 08 26 at 17 54 00 5
Excellent Mentoring & Incubation pertemuan ke 3
Berita SEMINAR  GATHERING whatsapp image 2017 08 12 at 18 05 18
SEMINAR & GATHERING