Logo
Other Information Banner Header
Tiket Online

Sales

Hukum Timbal Balik

Hukum Timbal Balik

by Awie Suwandi
Sahabat excellent, di artikel sebelumnya kita sudah membahas tentang hukum persuasi dan influence yang pertama, yaitu hukum timbal balik, dalam artikel ini kita masih akan lanjut dengan hukum timbal balik, berikut eksperimen lain yang dilakukan serta bagaimana caranya memanfaatkan hukum timbal balik ini dalam hidup sehari hari, dalam pekerjaan dan dalam bisnis.
Eksperimen berikutnya yang dilakukan untuk menguji hukum timbal balik ini dilakukan dengan cara berikut:
Para peneliti mengadakan pameran seni dan para tamu yang datang dibagi menjadi 2 kelompok yang nantinya akan diminta untuk memberi komentar dan kemudian diminta untuk menaksir harga lukisan yang dipamerkan.
Kemudian kedua kelmpok tamu tersebut diperlakukan secara berbeda sebelum diminta pendapatnya:
Tamu di kelompok pertama ditemani serta disajikan makanan dan minuman sebelum diminta pendapatnya, sedangkan tamu yang ada di kelompok kedua tidak ditemani dan tidak disajikan apapun.
Dan hasil eksperimen menunjukkan bahwa tamu yang sebelumnya disajikan makanan dan minuman rata rata memberikan feedback yang lebih positif dan menaksir lukisan yang dipamerkan dengan harga yang lebih tinggi dibandingkan dengan tamu yang tidak disajikan apapun, karena tanpa disadar tamu yang disajikan makanan merasa wajib untuk memberikan sesuatu karena sudah menerima kebaikan dari tuan rumah, ini ada efek dari hukum timbal balik.
Etika dalam menggunakan hukum timbal balik
Sahabat excellent, jadi kita sudah membahas betapa besarnya pengaruh hukum timbal balik ini dalam mempengaruhi proses pengambilan keputusan seseoarng, dan seperti biasanya sebuah ilmu yang netral bisa dimanfaatkan untuk hal hal yang psotifi maupun yang negatif.
Tujuan dari covert influence adalah bukan utk mengajarkan kepada kita bagaimana caranya untuk memanipulasi dan merugikan orang lain, karena kalau digunakan dalam konteks yang negatif bisa berubah menjadi bumerang bagi kita sendiri, jadi ada wilayah aplikasi yang dianjurkan dan yang tidak dianjurkan.
Bagaimana caranya kita tahu kapan kita boleh menggunakan covert influence dan kapan tidak? Aturannya sederhana, selama apa yang kita lakukan menguntungkan semua pihak itu boleh dilakukan, tapi jika sudah ada salah satu pihak yang dirugikan, maka pendekatan ini tidak akan direkomendasikan.
Bagaimana caranya kita mengaplikasikan hukum ini dalam hidup kita sehari hari?
Dalam hidup sehari hari kita bisa memanfaatkan kekuatan dari hukum timbal balik dengan secara proaktif mencari cara untuk menanamkan hutang budi dengan mencari kesempatan memberikan sesuatu kepada orang orang disekitar kita terlebih dahulu, misalnya memberi hadiah kecil, memberi bantuan, memberi perhatian atau pujian dan lain lain.
Ini merupaka investasi kecil yang terkadang bisa sangat membantu ketika kita membutuhkan bantuan mereka.
Mempraktekkan hukum timbal balik dalam pekerjaan
Dalam pekerjaan kita juga bisa menerapkan hukum ini dengan efektif yaitu senantiasa mencari kesempatan untuk memberikan sesuatu kepada rekan kerja yang suatu saat bisa kita minta bantuannya, misalnya ketika kita butuh dukungan, tips atau informasi dari rekan kerja, biasakan berikan support dan informasi terlebih dahulu.
Atau ketika ada karyawan yang minta izin pulang lebih pagi, mintalah imbalannya dalam bentuk komitmen dengan mengatakan “OK saya bantu dengan berikan izin karena anda memang butuh, tapi sesudahnya anda harus membantu saya juga ketika dibutuhkan, seperti bekerja lembur untuk kejar deadline atau mengerjakan tugas tambahan lain”, pendekatan ini akan lebih efektif daripada anda tolak permintaan izin atau terlalu permisif dan memberikan izin begitu saja tanpa ikatan komitmen apapun.
Contoh lain adalah membudayakan filosofi Service Leadership, yaitu memimpin dengan memberi contoh atau melayani bawahan anda terlebih dahulu, barulah minta komitmen mereka untuk mengikuti anda.
Apikasi Hukum timbal balik dalam bisnis
Dalam bisnis orang sudah biasa memanfaatkan prinsip ini dari yang positif dengan mengajak dinner, spa, golf dan lain lain, atau juga dalam konteks negatif dengan memberikan hadiah dan komisi untuk mendapatkan kemudahan dan perlakuan istimewa.
Dalam kontek positif, anda bisa memberikan service yang baik kepada pelanggan lalu meminta referensi, atau juga memberi informasi yang dibutuhkan klien sebelum kompeititor melakukannya.
Prisip ini berlaku juga dalam negosiasi, salah satu teknik negosiasi yang sering digunakan yaitu pada awalnya meminta yang lebih banyak daripada yang kta inginkan, kemudian secara bertahap memberikan kompromi dengan mengurangi permintaan, sehingga membuat partner negosiasi kita untuk lebih mau setuju dengan apa yang kita minta, karena merasa tidak enak hati krn kita sudah memberi dengan mengalah berkali kali.
Melindungi diri dari efek negatif hukum timbal balik
Dan tentu saja hukum timbal balik itu juga berlaku bagi kita, terutama ketika kita mau mengambil keputusan penting, terutama dalam bisnis, jika kita masih memiliki hutang budi maka keputusan kita biasanya tidak netral, tapi sudah ada kecenderungan untuk membalas budi tanpa kita sadari.
Lalau bagaimana caranya supaya kita mampu membebaskan diri dari rasa hutang budi ini?
Salah satu cara adalah, sebelum anda ambil keputusan, bayarlah dulu hutang budi kita dalam bentuk lain yang tidak ada hubungan dengan keputusan bisnis anda, barulah ambil keputusan yang terbaik.
Sahabat excellent, anda bisa memperhatikan betapa powerfulnya prinsip timbal balik ini jika dilakukan dengan benar, tapi banyak orang yang tanpa disadari merugikan dirinya sendiri dengan mengabaikan hukum timbal balik ini, misalnya mereka sudah membantu seseorang, ketika orangnya beterima kasih, mereka lalu mengatakan, “Ah bantuan ini tidak seberapa…”, “Oooo tidak apa apa, itu memang tugas saya…” padahal anda bisa saja memanfaatkan hukum ini dengan mengatakan… “Ooo… tentu saja, saya yakin anda juga akan membantu ketika saya membutuhkan…” atau “OK, saya yakin nantinya anda masih punya kesempatan untuk membantu saya kembali…”
Salam Turbo