Logo
Other Information Banner Header
Tiket Online

Profil

Menciptakan “To Live & To Prospect Better” Melalui SSR Jakarta

Menciptakan “To Live & To Prospect Better” Melalui SSR Jakarta

by
Menciptakan “To Live & To Prospect Better” Melalui SSR Jakarta
Hermanto Murniadi, Principal SSR Jakarta, Indonesia


Kerinduan menciptakan pekerja audio yang berkualitas standar internasional menjadi titik tolak hadirnya School of Sound Recording (SSR) di Jakarta, Indonesia.
School of Sound Recording atau SSR adalah sekolah yang menyediakan fasilitas pelatihan di bidang kreatif media. Sekolah ini berpusat di Manchester, Inggris. SSR bukan hanya sebuah sekolah namun juga merupakan sebuah industri yang mencakup beberapa perusahaan media terkemuka di Inggris.
Awalnya SSR hanya studio rekaman komersial dengan nama Spirit Studios tahun 1980 di Tariff Street, Manchester. Studio tersebut menjadi lokasi persiapan manggung dan rekaman band-band Mancunian, Artis internasional seperti The Stone Roses, The Smiths, Simply Red, Happy Monday, dan 808 States juga pernah beraksi di Spirit Studios. Dan pada tahun 1984, Spirit Studios berubah menjadi fasilitas pendidikan dengan nama School of Sound Recording, yang merupakan sekolah audio engineering pertama di Inggris.
Dalam perbincangan dengan EXCELLENT BUSINESS MAGZ, Hermanto Murniadi Principal SSR Jakarta, Indonesia berbagi kisah mengenai perjalanan hidup dan visi misi yang ingin di wujudkan melalui School of Sound Recording (SSR) Jakarta, Indonesia.
Bisa Bapak ceritakan perjalanan hidup Bapak secara personal sampai menjadi Top Executive di Perusahaan ternama?
Terima kasih kepada EXCELLENT BUSINESS MAGZ, ini kesempatan baik untuk berbagi. Perjalanan saya biasa-biasa saja. Saya datang dari satu keluarga dengan 10 bersaudara. Saya beruntung mempunyai orang tua yang cukup care meskipun anaknya sepuluh, namun kami tidak kehilangan perhatian mereka. Jadi bisa dibayangkan dengan sepuluh anak, tentu saja bertambah dari waktu ke waktu. Jadi dalam satu rumah ramai sekali. Saya hidup dan besar di Cirebon. Kota yang tidak terlalu besar dan cukup jauh dari Jakarta. Di sana saya bisa mengecap sekolah di tempat-tempat yang baik. Kehidupan di rumah atau keluarga dan sekolah menjadi bagian paling berpengaruh terhadap kehidupan personality saya. Saya merasa beruntung karena mendapatkan contoh yang baik dari orang tua, dari kawan-kawan yang baik pun termasuk guru-guru saya. Guru-guru saya hebat-hebat. Guru kepala SMA saya akhirnya menjadi kepala sekolah SMA Kristen Penabur di Jakarta. Dan banyak sekali guru kepala sekolah Penabur di Jakarta yang adalah muridnya, termasuk saya. Itulah mengapa saya beruntung sekali menjadi muridnya. Keberuntungan itu tidak berhenti di situ saja. Selesai SMA saya kuliah di ITB (Institut Teknologi Bandung), yang saat itu tidak terlalu mudah untuk diterima sebagai mahasiswa. Sampai sekarang saya kira masih demikian. Selama studi, saya mendapatkan banyak sekali contoh-contoh, bagaimana mahasiswa bersikap bukan hanya sebagai penuntut ilmu tetapi juga sebagai kontributor untuk komunitas mereka. Setelah lulus dari ITB, saya merasa siap untuk bekerja. Pertama kali bekerja di IBM, salah satu perusahaan yang baik dan sampai sekarang masih masuk dalam rank 100 most inspiring company. Selama bekerja di IBM, perusahaan yang dianggap baik, dan saya punya komunitas yang baik sekali, itulah salah satu bagian baik dalam hidup saya. Kalau saya boleh share untuk Sahabat Excellent yang baru lulus sekolah jika kalian tidak menjadi entrepreneur kalian akan bekerja. Salah satu kunci yang baik yaitu memilih tempat kerja yang baik. IBM is sure one of excellent company to work well. Dari situ saya juga bekerja di beberapa perusahaan lain, yang masih dalam jajaran most inspiring company. Misalnya saja XEROX, melalui distributornya di Indonesia, kemudian Cisco System Indonesia. Saya in charge sebagai Marketing & Sales untuk produk-produk tersebut. Masih ada beberapa lagi yang saya pikir masuk dalam jajaran most inspiring company. Di samping itu juga saya bekerja di perusahaan-perusahaan lokal seperti Astra Global Company, Metrodata yang dipimpin oleh Pak Ciputra. Saya juga sempat bekerja di Salim Group. Basicly saya katakan I feel so lucky. Saya bisa mecicipi bekerja di Perusahaan International yang bagus maupun perusahaan-perusahaan nasional yang dianggap terbaik, yang Excellent.

Apa visi dan misi yang ingin Bapak wujudkan di SSR (School of Sound Recording) ?
Sebenarnya begini, dasarnya adalah bahwa pengalaman saya berinteraksi dengan begitu banyak perusahaan yang bagus-bagus, lokal maupun multinasional. Saya berpikir betapa beruntungnya saya. Banyak kawan-kawan saya yang tidak beruntung seperti saya. Mereka tidak pernah mengenal semua ini. Saya berpikir bagaimana caranya saya bisa berbagi (share) pengalaman saya. Akhirnya saya berketetapan bahwa Pendidikan itu adalah tempat di mana saya bisa melakukan apa yang saya pikirkan tadi. Jadi barangkali itulah yang disebut Vision. Saya ingin share ini semua. Harapannya, saya bisa berbagi dengan mereka supaya mereka juga memperoleh gambaran dan wawasan serta kalau bisa menciptakan kesempatan bagi mereka yang dalam istilah saya “To live and to prospect better” Mereka harus bisa mendapatkan jalan untuk lebih baik dan lebih baik lagi. Melalui lembaga pendidikan yang sudah 10 tahun berjalan ini, visi itu bisa terwujud.

Apa peran dan dampak kehadiran SSR (School of Sound Recording) di Indonesia?
SSR (School of Sound Recording) adalah satu lembaga pendidikan dalam dua kategori utama yaitu Sound Engineering, Audio Engineering dan Film Production. Tentu ada program-program lain yang berhubungan dengan Audio Engineering & Film Production. Misalnya saja Animation, ada game di sana. Tapi semuanya berhubungan dengan Audio Engineering, bagaimana audio juga bisa berperan dan menjadi bagian dari produksinya nanti. Di advertisement, di pendidikan sendiri juga menggunakan sound juga visual dan film production. Saya pikir dunia ini adalah dunia yang tidak terlalu dikenal selama ini di Indonesia. Jadi saya tertantang untuk bagaimana menunjukkan bahwa dunia ini juga punya prospek. Dan kebetulan yang mensupport berdirinya sekolah ini adalah pelaku-pelaku industri. Jadi memang kita dekat sekali dengan pelaku industri. Saya melihat Indonesia’s talent, mereka-mereka yang kreatif itu luar biasa. Kalau kita bicara tentang penyanyi misalnya. Lihat saja penyanyi Indonesia itu hebat-hebat, tapi belum ada yang kualitas kelas dunia. Padahal seharusnya saya pikir, Indonesia punya potensi yang luar biasa. Contoh, di tempat kami itu yang bersekolah di sini misalnya Sean Idol. Regina juga berencana sekolah di sini. Dari Nidji ada juga. Kemudian ada salah satu finalis X-Factor yang baru saja adalah murid kami. Jadi sepertinya ini sesuatu yang boleh lah kita promosikan. Mereka memang punya interest dan passion di bidang ini, mereka bisa mendapatkan tempat pendidikan yang sesuai dengan jiwa mereka dengan standar Internasional, karena sekolah kami mengacu pada program yang dijalankan dari headquarters kami di Manchaster, UK. Kemudian bagian yang lain, kita memberi lebih banyak pilihan bagi mereka-mereka yang punya passion di bidang masing-masing. Salah satunya jangan kuatir bisa masuk ke Audio Engineering, Film Production dan Animation yang saat ini merupakan creative industry yang menjanjikan. Jadi tersalurkan sebagai tenaga professional di industri kerja. Ini merupakan sekolah pertama yang menggunakan standar internsional dan announce program-program di sound engineering dan film production. Yang kedua saya melihat banyak sekali orang-orang film dan orang-orang sound yang memang hebat-hebat di Indonesia, tetapi mereka sebagian besar belajarnya ‘otodidak’. Melalui sekolah ini kita ingin memberikan satu runtutan pelajaran yang tertata. Jadi jangan sampai mereka tahu mengenai satu hal saja tapi yang lain sama sekali tidak tahu. Tapi ini dalam satu clip group yang lengkap (complete), biarlah mereka tahu semua. Selain pada akhirnya mereka juga akan mempunyai keunikan masing-masing dan kita biarkan mereka berkembang juga untuk satu program yang lebih fokus. Jadi mereka tidak belajar sendiri saja, tapi mereka mendapatkan hal-hal yang fundamental, filosofis dan memberi mereka dasar yang lebih kuat untuk mengembangkan diri.

Dalam menjalani profesi yang Bapak geluti, tantangn apa yang dihadapi? Bagaimana Bapak menjawab tantangan-tantangan tersebut?
Pasti banyak plus minus, naik turun, pro dan kontra. Kawan-kawan seringkali mlihat saya sebagai orang yang terlalu keras. Akan tetapi pada hemat saya ada beberapa hal mendasar yang selalu saya pegang. Bahwa apa yang saya lakukan itu adalah hal yang saya yakini. Jadi saya tidak ragulah untuk melaksanakan semua itu. Bahwa itu sekali-kali dianggap keras, mungkin saja akan tetapi juga merupakan hal yang saya yakini bahwa itu untuk kebaikan bagi perusahaan tempat dimana saya bekerja. Bagian lain yang bisa saya katakan, bahwa kalau bekerja saya selalu memberikan komitmen kerja. Jadi fokus. Istilah anak sekarang katanya harus jadi ‘maniak’. Kerja di bidang apapun harus jadi ‘maniak’. Kalau di Tanya mengenai tantangan, biasanya tantangan yang besar yang sering saya hadapi dan paling sulit adalah bagaimana saya berkomunikasi dan bisa meyakinkan apa yang ada di pikiran saya, tepatnya bagi kawan-kawan sejawat dan juga kepada atasan maupun bawahan. Ini bagian yang dirasa sebagai tantangan mulai ketika bekerja sebagai seorang system engineer, baik sebagai seorang account executive, maupun sebagai pimpinan executive suatu perusahaan. Hal itu selalu menjadi tantangan besar Mengapa? Karena saya ingin orang mengerti, kita saling mengerti. Kalau kita saling mengerti dengan siapa pun, baru orang bisa menghargai, meng-appreciate. Begitu juga dengan saya sendiri. Tantangan saya adalah bahwa saya harus belajar untuk bisa lebih sabar mendengarkan dan mengerti sehingga saya bisa mengambil manfaat juga. Karena pada hemat saya tidak ada orang pintar atau bodoh. Semua orang bisa memberikan satu kontribusinya, dalam bentuk pemikiran untuk di diskusikan dengan positif, dan ayo mari kita ambil yang baik. Pada akhirnya keberhasilan di manapun dalam setiap pekerjaan, perusahaan ketergantung pada manusia atau pelaku-pelaku itu luar biasa besar. Karena mereka yang akan menjalankan, mengarahkan dan mereka akan menjadi wakil-wakil perusahaan untuk keberhasilannya perusahaan. Produk seberapa bagusnya pun jika tidak ditangani orang-orang yang berdedikasi akan kurang efektif.



Apa pelajaran dan makna yang Bapak peroleh dari perjalanan Bapak menjadi seorang Executive di Perusahaan ternama ?
Pada hemat saya dalam perjalanan hidup ini, tentu saja semua orang ingin punya legacy, sesuatu yang diturunkan. Saya ingin dikenal sebagai orang yang Konsisten. Jadi punya aturan, bukan cuma berlaku untuk orang yang tidak saya sukai atau orang yang sukai, tetapi harus berlaku untuk diri sendiri juga. Dalam konteks itu saya merasa bahwa berdasarkan pengalaman saya, cara yang paling efektif untuk menyampaikan ide-ide itu adalah menjadi Role Model. Semua orang akan melihat, apakah si A atau si B, dalam menyatakan itu semua, dalam statement-statement yang disampaikannya itu dia akan menjalaninya atau tidak. Apakah dia akan menjadi orang yang konsisten, yang commited atau menjadi orang yang cuma asal ngomong saja. Jadi saya menjaga itu. Menjadi orang yang Konsisten. **