Logo
Other Information Banner Header
Tiket Online

Komunikasi

Komunikasi Manusiawi KorporasiOleh: DR. Ponijan Liaw, M.Pd.

Komunikasi Manusiawi KorporasiOleh: DR. Ponijan Liaw, M.Pd.

by DR. Ponijan Liaw, M.Pd.
“Keberhasilan sebuah perusahaan bukan hanya diukur dari berapa banyak laba yang diperolehnya, tetapi juga dari setiap tetes keringat yang dikorbankan oleh setiap pekerja yang terlibat di dalamnya“ (Konosuke Matsushita).

Betapa luhur pernyataan sang pendiri Electric yang sekarang terkenal dengan produk berkualitasnya Panasonic. Matsushita tidak mengukur kesuksesan sebuah perusahaan dari sisi materi saja. Ia sadar, jika hal itu saja yang menjadi ukuran keberhasilan sebuah korporasi berarti ia telah mengabaikan sisi non-materi yang menjadi stimulator, generator dan operator keberhasilan itu. Ia sadar bahwa ada hal-hal non-materi yang perannya sungguh besar untuk dipertimbangkan dan diapresiasi guna melanggengkan kesuksesan korporasi jika kesuksesan dimaksudkan untuk tercatat sebagai legenda. Tidak tampak keserakahan membabi buta ala machiavelis. Ia sadar betul bahwa paham machiavelistis mungkin bisa membuat pelaku bisnisnya meraup laba dan harta dalam jumlah luar biasa dalam tempo singkat dan cepat, namun hal itu tidak ia lakukan. Buktinya, produk-produknya seperti Panasonic, Technics, JVC, dan sejenisnya yang merupakan produk andalan dari Matsushita Electric bertahan hingga saat ini. Puluhan tahun ia berjaya dan berhasil menancapkan kesadaran brand (brand awareness) tersebut ke benak konsumennya. Tidak hanya tertanam disana sebagai produk elektronik biasa, namun berkualitas baik dan tahan lama. Itulah komunikasi manusiawi yang dibangun Matsushita kepada para pekerjanya dan konsumennya. Setiap tetes keringat pekerja dihargai dan diapresiasi dan setiap produk berkualitas diberi garansi buat setiap konsumennya. Luar biasa!

Di Jepang ada Konosuke Matsushita, di Inggris ada Anita Roddick. Dialah wanita pengusaha asal Inggris, pendiri perusahaan kosmetik The Body Shop yang memproduksi dan menjual produk kecantikan dari bahan-bahan alami dan ramah lingkungan. Slogannya adalah No Animal Testing. Seluruh produknya tidak ada satu pun yang diujicobakan kepada hewan terlebih dahulu. Semuanya harus berdasarkan riset yang sangat akurat dan presisi. Ia tidak mau mengorbankan makhluk lain untuk mengeruk keuntungan darinya. Sekali pun itu hewan! Sebuah komunikasi manusiawi dalam arti tidak mengorbankan pihak mana pun dalam meraup laba. Menarik juga untuk melihat sejarah dan prestasi bisnis yang mengedepankan unsur kemanusiaan tanpa menghalalkan segala cara ini. Roddick mulanya membuka toko The Body Shop untuk menambah penghasilan bagi dirinya dan dua orang putrinya, Sam and Justine, ketika suaminya sedang berada di Amerika. Kesuksesan toko pertamanya diikuti 6 bulan kemudian dengan membuka toko kedua. Setelah kembali ke Inggris, suaminya juga ikut membantu usaha The Body Shop. Sejumlah 700 cabang The Body Shop berhasil didirikan hingga tahun 1991. Prestasi ini membuat Roddick berhak menerima World Vision Award for Development Initiative Award pada tahun 1991. Menurut data, jumlah tokonya saat ini berkisar di angka 2100 di seluruh dunia dengan rasio pembukaan dua toko dalam setiap bulannya. Berbagai kegiatan sosial kemanusiaan, yang sekarang dikenal dengan istilah CSR – corporate social responsibility – telah dilakukannya sebelum istilah itu terkenal seperti sekarang ini. Dalam perayaan ulang tahun Universal Declaration of Human Rights ke 50 pada tahun 1998, The Body Shop meluncurkan sebuah kampanye internasional bekerja sama dengan Amnesti Internasional untuk menyoroti kejadian buruk yang menimpa pembela hak-hak asasi manusia di seluruh dunia, mendorong para pelanggan untuk memberi dukungan melalui 'Make Your Mark' atas hak-hak asasi manusia. Kampanye ini berjalan dengan sukses dan berhasil mendapatkan dukungan dari 3 juta orang. Poinnya adalah bahwa Roddick tidak hanya memikirkan laba untuk korporasinya semata, ia juga memikirkan dan lalu membagikan kebahagiaan itu bersama pihak lain yang memang tidak mempunyai akses kekuatan materi untuk berkarya membela dan meningkatkan taraf hidupnya. Sebuah perjuangan yang patut diacungi jempol. Pada tanggal 10 September 2007, penemu dan inspirator kemanusiaan banyak orang tersebut meninggal dunia pada usia 64 secara menyedihkan. Warisan dan inspirasi beliau terus berjalan di The Body Shop saat ini. Komunikasi manusiawi yang anti kekerasan terhadap setiap makhluk tetap menjadi acuan utama korporasinya sampai saat ini oleh para penerusnya di seluruh jagat ini.

Konusuke Matsushita dan Anita Roddick adalah dua contoh tokoh yang menginspirasi setiap orang bahwa komunikasi manusiawi masih tetap relevan dan bisa diaplikasikan dalam setiap korporasi global saat ini. Tidak ada satu alasan pun yang bisa mematahkan argumen ini karena kedua korporasi itu terbukti bertahan dan berjaya sampai kini. Konsep komunikasi manusiawi korporasi yang mengedepankan dan memuliakan semua pihak tetap menunjukkan hasil yang menggembirakan dan membanggakan. Tidak ada pihak yang dirugikan atau dikorbankan. Perusahaan berjalan menurut tatanan sosial kemanusiaan, sekaligus juga berdasarkan nilai-nilai spiritual. Karena bukankah semua ajaran suci menganjurkan umatnya untuk menghormati, membantu dan mengangkat harkat dan martabat setiap kaum lainnya?

Kiranya kedua contoh di atas bisa menjadi cerminan yang sangat jelas dan faktual bagi semua korporasi yang baru memulai, tengah mengepakkan sayapnya atau yang telah berada di papan atas untuk selalu merenung dan memahami bahwa laba yang dikejar sejatinya bukan hanya yang ada di dunia ini, namun ada laba yang jauh lebih penting dan utama yang harus menjadi prioritas pengejaran selama nafas masih di kandung badan, yaitu: kehidupan setelah kehidupan sekarang. Selamat berkomunikasi manusiawi.


Komunikator No. 1 Indonesia
www.ponijanliaw.com, @PonijanLiaw & @KomunikatorNo_1
Untuk pelatihan/komunikasi: pl@ponijanliaw.com