Logo
Other Information Banner Header
Tiket Online

Kepemimpinan

Sang Generasi Penerus

Sang Generasi Penerus

by
Latar belakang seseorang yang pahit tidak dengan sendirinya layak untuk dilupakan. Kondisi sulit justru menjadi penggerak untuk terus berkarya. Tidak banyak orang muda Indonesia yang memiliki semangat ini.

Terlahir dari pasangan sederhana yang berasal dari Pontianak, Kevin Jong banyak belajar tentang hidup dari kedua orang tuanya. Sang ayah, Jong Kanesis, adalah sosok ayah yang memberi contoh kerja keras bagi kelaurga. Sedangkan sang ibu membantu keluarga dengan membuka toko pakaian di Glodok.

Status sebagai seorang putera tertua dari dua bersaudara di keluarganya, Kevin menyadari betul bahwa ia memiliki tanggung jawab yang besar sebagai penerus sang ayah. Tidak hanya tanggung jawab dalam keluarga, namun juga dalam bisnis yang telah dirintis oleh sang ayah. Namun sayang, 18 Januari 2006, Sang ayah harus menghadap Sang Khalik. “Itu titik terendah di hidup saya, yakni kehilangan salah seorang yang sangat saya sayangi dan cintai. Inilah awal saya memulai sebuah pembelajaran ”kehidupan” yang sebenarnya, yang tidak pernah akan pernah berakhir sampai saya meninggal,” ujar Kevin.

Ketika di Malaysia

Ketika itu Kevin masih berusia 17 tahun. Kevin berkesempatan kuliah di bidang teknik mesin di Kuala Lumpur, Malaysia. Kondisi yang cukup sulit, tanpa sang ayah, Kevin menyadari bahwa ia meninggalkan sang ibu dan adik di Jakarta. Keadaan seperti ini seakan menguatkan Kevin untuk melakukan tiga hal sekaligus ketika ia masih di Kuala Lumpur. Pertama, ia menjalani kewajibannya, yaitu kuliah. Kedua, pada saat yang bersamaan ia juga membangun usaha network marketing aliasmulti level marketing (MLM). Dan yang ketiga adalah membantu bisnis keluarganya ketika Kevin berlibur di Jakarta. Kevin sering sekali mengerjakan input data di gudang.

Kevin juga tidak melupakan ketika Then Ta Liang, saudara orang tua Kevin, kembali ke Jakarta dari Australia untuk membantu Kevin dan keluarganya dalam melanjutkan usaha yang ditinggalkan sang ayah. Then Ta Liang membantu dalam hal pengelolaan usaha tersebut.

Ketika ditanya mengenai kesibukannya membangun usahanetwork marketing di Malaysia, Kevin menjawab,”Saya anak laki-laki satu-satunya di keluarga, sadar akan beban berat yang ada di hadapan saya yang harus saya pikul. Bermodalkan motivasi ekstra, yaitu mama dan adik saya, saya mencari peluang usaha yang bisa dikerjakan seorang anak”kecil” berumur 17 tahun yang ingin memberikan yang terbaik untuk orang-orang yang dia sayangi.” Sederhana namun begitu dahsyat.

Kevin tahu betul apa yang ia harus lakukan berbeda dari kebanyakan mahasiswa lainnya yang hanya belajar saja di kelas. Menurutnya, ia harus mencari usaha yang bisa ia lakukan untuk mendidik, menempa dan melatih diri sendiri untuk menjadi seorang pengusaha muda.